Wednesday 2 December 2015

Antisipasi Keamanan Open Access Menggunakan Analisa Social Engineering



Abstrak partisipasi Call for Paper Konfrensi Perpustakaan Digital Indonesia VIII Bogor, Perpusnas RI

Abstrak
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan merupakan keharusan untuk menciptakan aliran informasi yang cepat bagi pemustaka. Teknologi web menjadi contoh nyata bagaimana perpustakaan bermetamorfosis melaksanakan kegiatan layanan maksimal untuk akses informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sifat teknologi web yang mudah diakses dimanapun dan kapanpun menjadi alasan utama perpustakaan memilihnya untuk layanan informasi perpustakaan. Teknologi web memberikan kemudahan dalam hal akses informasi yang disediakan oleh website ataupun pustaka digital. Selain manfaat berupa kecepatan dan kemudahan akses, teknologi web rentan terhadap sabotase serta tindak kejahatan dari berbagai macam ancaman yang mengganggu kelancaran sistem sehingga berdampak pada terhambatnya proses pengambilan keputusan. Keamanan sistem informasi perpustakaan menjadi unsur utama yang perlu diperhatikan untuk mengantisipasi ancaman yang dapat mengganggu akses informasi perpustakaan.
Keamanan sistem informasi perpustakaan yang bersifat terbuka harus memiliki kemampuan perlindungan terhadap tindakan pengaksesan yang tidak berwewenang atau pengaksesan tanpa otoritas. Ancaman keamanan dikategorikan dari ancaman alamiah, teknis dan manusia. Ancaman alamiah disebabkan oleh faktor alam yang terjadi tanpa diprediksi. Ancaman teknis bersumber dari perangkat software ataupun hardware, sedangkan ancaman manusia berasal dari kegiatan manusia sebagai pengguna sistem. Manusia berkedudukan sebagai operator ataupun sebagai administrator. Seringkali ancaman manusia menduduki ancaman utama karena sebaik dan secanggih sistem yang digunakan, manusia sebagai operator memiliki kegiatan non teknis yang akhirnya mengganggu sistem perpustakaan.
Antisipasi keamanan sistem informasi perpustakaan menggunakan analisa social engineering merupakan jawaban untuk meminimalisir ancaman yang disebabkan oleh faktor manusia. Social engineering merupakan penggunaan non teknis untuk mendapatkan akses informasi yang tidak sah ke sistem komputer ataupun sistem informasi. Social engineering adalah suatu teknik pencurian atau pengambilan data penting dari seseorang dengan cara menggunakan pendekatan manusiawi melalui interaksi sosial. Kelemahan manusia menjadi obyek ancaman keamanan dengan cara mengeksploitasi kelemahan manusia untuk mendapatkan informasi secara tidak sah.

Kata kunci: Keamanan sistem, Social Engineering, Security

Monday 9 November 2015

REVITALISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS MANAJEMEN PENGETAHUAN



Abstrak Call For Paper Semiloka Kepustakawanan Indonesia UPI Bandung 'Library Move On' 2015
Hakikat pendidikan adalah terjadinya proses transfer ilmu pengetahuan antara guru dan murid yang didukung oleh kesatuan komponen secara efektif dan berbudaya. Sinergitas komponen pendidikan menghasilkan peserta didik yang cerdas dan bertanggung jawab. Perpustakaan berbasis manajemen pengetahuan menjadi kunci bagaimana didalam masyarakat berpengetahuan terdapat murid net generation berperilaku adaptif terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat. Dengan internet dan perangkat teknologi informasi mereka tidak lagi sekedar mengembangkan interaksi dan komunikasi secara berkelompok yang terbatas, tetapi dengan jejaring online mereka menjalin hubungan dengan siapa pun untuk akses informasi. Perpustakaan sekolah berbasis manajemen pengetahuan sebagai model penilaian kualitas layanan perpustakaan dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan layanan maksimal kepada net generation. Tantangan yang harus diakomodasi oleh sekolah adalah bagaimana melayani peserta didik dengan karakteristik budaya digital yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Diperlukan kerjasama antara pustakawan, guru dalam menciptakan perpustakaan berbasis manajemen pengetahuan sebagai kunci pembelajaran untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tuesday 27 October 2015

PERSPEKTIF AKREDITASI PERPUSTAKAAN GENERASI INTERNET


Abstrak call for paper 'Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi' Perpustakaan Pusat UII Yogyakarta

Library is growing organism memberikan gambaran nyata bahwa salah satu dari lima dalil hukum Ranganathan telah diaplikasikan oleh masyarakat saat ini. Perpustakaan telah berkembang dan berevolusi menjadi lembaga layanan informasi sesuai dengan pola peradaban masyarakat. Perkembangan dan perubahan sosial budaya yang terjadi dipengaruhi oleh teknologi informasi dan komunikasi yang kemudian memunculkan kondisi masyarakat yang berkembang dinamis dengan aspek keabsahan dan nilai informasi menjadi tujuan utama. Informasi berfungsi sebagai pengetahuan yang digunakan untuk berinovasi dalam memenangkan persaingan dan proses pengambilan keputusan. Pola perkembangan masyarakat berpengetahuan memunculkan perubahan struktur masyarakat dari masyarakat agraris, masyarakat industri dan masyarakat informasi. Dewasa ini dengan berbagai indikator-indikator tentang perubahan masyarakat, maka memunculkan masyarakat informasi sebagai perkembangan pola pengetahuan dan teknologi yang menyertainya. Pada tataran kehidupan akademik civitas akademika, perpustakaan sebagai salah satu unsur pendukung menerapkan penilaian kualitas melalui aspek-aspek akreditasi menjadi keharusan yang harus dilaksanakan. Lembaga perpustakaan berkewajiban mempertanggungjawabkan layanan maksimal sebagai information center, penyedia layanan informasi, manajemen pengetahuan yang pada hakikatnya perpustakaan melayani golongan masyarakat berpengetahuan sebagai dampak dari nilai informasi sebagai tulang punggung kehidupan.
Akreditasi perpustakaan menjadi kata kunci bagaimana didalam masyarakat berpengetahuan terdapat golongan kelompok remaja yang biasa disebut sebagai net generation berperilaku adaptif terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat. Dengan adanya internet dan perangkat teknologi informasi mereka tidak lagi sekedar mengembangkan interaksi dan komunikasi secara berkelompok yang terbatas, tetapi dengan dukungan jejaring online mereka akan bisa menjalin hubungan dengan siapa pun di berbagai belahan dunia dan bahkan membangun komunitas tersendiri diantara sesama anggota komunitasnya. Akreditasi sebagai model penilaian kualitas layanan perpustakaan dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan layanan maksimal kepada net generation. Penilaian akreditasi perpustakaan bagi generasi internet memberikan gambaran bagaimana perpustakaan harus bertransformasi baik yang bersifat internal dan eksternal bagi layanan informasi perpustakaan yang lebih baik.

Perancangan Digital Riset Perikanan Berbasis Repository Management System

 Pendahuluan Perpustakaan perguruan tinggi saat ini berada pada kondisi tidak pasti yang disebabkan oleh adanya wabah virus corona yan...