Monday 4 April 2011

Meramahkan Perpustakaan Cyber dengan Opensource


            Apa yang ada dipikiran kita ketika mendengar adanya kalimat cyber, barangkali yang terbayang dalam pikiran kita adalah kondisi dimana alam bawah sadar kita mengarah kepada keadaan atau situasi yang semua unsur kegiatannya dilaksanakan dengan bantuan mesin ataupun penggunaan teknologi informasi global yakni internet. Cyber dalam arti yang lain dapat diartikan sebagai dunia maya yang menggantungkan seluruh kegiatan pada ada tidaknya perangkat teknologi informasi dan komunikasi global berupa internet. Lantas apa pula perpustakaan cyber yang tentunya apabila kita artikan akan merubah persepsi kita selama ini bahwa perpustakaan adalah tempat bertumpuknya koleksi dijajaran rak yang tertata rapi dengan sistem pengorganisasian informasi tertentu yang kemudian dilayankan kepada pemustaka. Perpustakaan cyber merupakan perpustakaan yang menggunakan perangkat teknologi informasi internet dalam setiap kegiatan pengelolaan dan pelayanan informasi kepada pemustaka. Dengan demikian, apabila perangkat teknologi informasi yang menjadi tulang punggungnya, lantas bagaimana dengan informasi yang dilayankan yang berubah bukan lagi tercetak melainkan database yang terpadu dan bernaung dalam sistem manajemen informasi perpustakaan? Apabila perpustakaan telah berorientasi cyber bagaimana pula koleksi cetak perpustakaan sebelumnya yang berupa buku, majalah, jurnal, karya penelitian dosen yang selama ini sebagai koleksi utama perpustakaan? Apakah koleksi tercetak tersebut dengan serta merta akan dihilangkan? Tentu jawabannya adalah tidak demikian.
                Bahwa perpustakaan cyber akan menjadi tujuan pelayanan perpustakaan kepada pemustaka dengan berbagai kemudahaan akses informasi dengan adanya sinergi antara perpustakaan dan internet, namun koleksi tercetak akan selalu dilayankan kepada pemustaka, tidak akan dihilangkan. Tentunya perpustakaan membuat layanan cyber hanya sebatas pada wakil document dari data bibliografi koleksinya, apabila menginginkan layanan yang berorientasi cyber maka perpustakaan harus melakukan pengadaan koleksi berupa e-book ataupun e-journal yang sumber informasinya adalah fullteks yakni konten isinya pun dapat kita dapatkan tidak sebatas pada wakil dokumennya. Perpustakaan cyber pun dapat saling pertukar informasi kepada perpustakaan lainnya melalui format hiperlink untuk saling meng- update isi informasi yang lebih aktual.
                Untuk membanggun perpustakaan cyber tahap pertama adalah tersedianya sistem manajemen informasi perpustakaan atau lazim disebut sebagai sistem otomasi perpustakaan yang tentunya sistem otomasi tersebut dipersiapkan untuk mengelola dan mengorganisasikan dokumen-dokumen digital. Sistem otomasi ini berupa software otomasi perpustakaan. Software perpustakaan ini biasanya didapatkan oleh perpustakaan dengan cara membeli atau membuat sendiri dengan bantuan pengembang software sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Namun cara-cara seperti ini apabila tidak dikaji secara mendalam oleh perpustakaan akan menimbulkan masalah pada saat implementasi software untuk segera dilayankan.
                Cara bijak untuk mendapatkan software otomasi perpustakaan yang berorientasi pelayanan cyber adalah menggunakan software opensource, yang didapatkan secara cuma-Cuma atau gratis. Perpustakaan tinggal mengunduh dari internet dan langsung dapat mengimplementasikan untuk perpustakaan. Contoh software ini adalah senayan library automation system (SLIMS). Perpustakaan tidak perlu takut dimejahijaukan apabila menggunakan software SLIMS ini, meskipun sudah memodifikasi mengurangi atau menambah program pun tidak melanggar hukum karena sifat dari program ini yang bersifat lisensi untuk umum atau general public lisence (GPL). Sedangkan apabila terjadi ketidakpahaman operasional program, tersedia komunitas online yang siap membantu apapun masalahnya dan kapanpun pembahasannya. Dukungan komunitas sudah tersebar dari jakarta, bandung, semarang, surabaya, jogjakarta dan kota-kota besar lainnya. SLIMS menyertakan juga manual program instalasi dan manual aplikasi program yang dibuat secara aplikatif tahap demi tahap. Untuk mendapatkan software silahkan diunduh dialamat web site http://senayan.diknas.go.id/web2/., (sekarang di alamat url http://slims.web.id/web/)
                Keunggulan SLIMS yang lain adalah dikembangkan oleh pengembang program yang berkecimpung secara langsung diperpustakaan yakni di perpustakaan bagian humas dinas pendidikan nasiohnal jakarta, sehingga secara tidak langsung software sudah disesuaikan dengan kebutuhan antara pustakawan dan pemustaka.
                Perpustakaan cyber sudah selayaknya diaplikasikan oleh perpustakaan untuk memberikan layanan terbaik kepada pemustaka perpustakaan. Ketakutan perpustakaan untuk berubah melaksanakan perpustakaan berbasis teknologi yang selalu berati mahal untuk membeli software agaknya tidak menjadi kendala untuk melaksanakannya. Perpustakaan dapat menggunakan software opensource yang bersifat gratis dan tidak melanggar hak cipta. Tentunya kalau perpustakaan tidak mau merubah paradigma layanan tradisional ke layanan cyber, perpustakaan patut dipertanyakan kapabilitas dan kompetensinya. Apakah informasi diperpustakaan hanya untuk petugas atau untuk pemustaka dan penggunanya?

No comments:

Perancangan Digital Riset Perikanan Berbasis Repository Management System

 Pendahuluan Perpustakaan perguruan tinggi saat ini berada pada kondisi tidak pasti yang disebabkan oleh adanya wabah virus corona yan...