Wednesday, 12 August 2020

Perancangan Digital Riset Perikanan Berbasis Repository Management System

 Pendahuluan

Perpustakaan perguruan tinggi saat ini berada pada kondisi tidak pasti yang disebabkan oleh adanya wabah virus corona yang melanda hampir seluruh dunia. Semua aspek kehidupan berhenti total meskipun ada beberapa kegiatan yang mulai bangkit dengan berbagai penerapan protokol kesehatan yang harus dilaksanakan secara ketat. Dampak wabah corona merubah perilaku, kebiasaan dan berbagai kegiatan masyarakat dengan beradaptasi pada protokol kesehatan untuk meminimalisasi dampak virus yang lebih berbahaya. Adaptasi ini berlaku juga untuk perpustakaan perguruan tinggi yang lebih menitikberatkan pada layanan riset terbaru yang dilaksanakan oleh civitas akedemika. Perpustakaan perguruan tinggi dengan layanan informasi kepada pemustaka tidak lagi melaksanakan kegiatan pelayanan informasi face to face, melainkan membuat sistem layanan digital yang bertujuan untuk meminimalisasi kontak fisik antara pustakawan dan pemustaka. Meskipun dalam prakteknya masih dimungkinkan bentuk layanan hybrida yang menggabungkan layanan digital dengan layanan fisik meskipun dengan layanan terbatas.

Seperti halnya dengan PII Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed berusaha beradaptasi dengan kebutuhan pemustaka saat ini dengan perubahan-perubahan yang sesuai dengan protokol kesehatan. PII berkewajiban mendukung organisasi induk untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, pengabdian, dan penelitian civitas akademika dengan menyediakan layanan informasi riset digital yang dapat digunakan untuk proses penelitian. Penyediaan layanan riset perikanan ini memungkinkan alur informasi lebih mudah untuk ditelusur, ditemukan dan dapat digunakan sebagai data awal bagi top manajemen untuk mengambil keputusan yang akan digunakan untuk proses riset saat ini dan yang akan datang.

Perancangan digital riset perikanan ini memungkinkan adanya kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian, tidak saja pustakawan, tenaga pendidik, laboran, mahasiswa tetapi pihak lain pun memungkinkan untuk menggunakan sumber informasi riset yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini perancangan digital riset perikanan hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh civitas akademika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed untuk tercapainya visi dan misi organisasi induk. Pada tahap berikutnya memungkinkan kolaborasi dengan berbagai pihak luar yang memiliki kompetensi pada bidang perikanan dan ilmu kelautan.

 

Rancang Bangun Digital Riset Perikanan Berbasis Repositori

            Perancangan digital riset perikanan berbasis repositori yang dilaksanakan di FPIK Unsoed dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan tidak saja karena adaptasi dari adanya virus corona yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat, tetapi lebih pada kebutuhan intern organisasi yang memerlukan terobosan untuk menunjang proses penelitian yang lebih baik. Proses perancangan ini menggunakan bahan dasar koleksi digital (born digital) dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh civitas akademika. PII tidak melaksanakan proses digitalisasi dari koleksi cetak ke koleksi digital hanya koleksi digital saja yang sudah ada.

            Bahan utama untuk membangun digital riset perikanan ini adalah hasil-hasil penelitian dari civitas akademika yang meliputi karya ilmiah mahasiswa, dosen dan hasil penelitian lain yang memungkinkan disajikan di database repositori. Hasil riset ini dikelola oleh pustakawan dalam bentuk database menggunakan repository management system. Ada berbagai macam database repository management system yang dapat digunakan secara bebas, seperti eprints, dspace, omeka dan lain sebagainya. Repository management system merupakan software database digital yang digunakan untuk mengorganisasi data digital, preservasi digital yang digunakan untuk komunikasi ilmiah yang berada dalam kominitas yang sama.

            PII FPIK menggunakana Dspace repository management system dengan berbagai pertimbangan antara lain mudah, disain web, memiliki berbagai macam fitur koleksi, membangun komunitas sesuai kebutuhan dan dapat ditelusur menggunakan banyak komputer.

 

Alur Kerja Digital Riset Repository

Kegiatan digital riset repository meliputi kegiatan:

1.      Memilah jenis koleksi digital yang akan diupload

2.      Membuat komunitas/jenis koleksi yang akan dikoleksi

3.      Upload koleksi digital riset

4.      Pembuatan katalog metadata

5.      Publikasi koleksi digital riset

6.      Backup data koleksi digital

 

Kesimpulan

            Perancangan digital riset perikanan berbasis repository management system telah dilaksanakan oleh PII FPIK untuk mengorganisasi hasil-hasil riset yang telah dilaksanakan oleh civitas akademiki Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed. Disamping sebagai sarana untun preservasi digital, perancangan digital riset perikanan digunakan untuk komunikasi ilmiah pihak-pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Top management dapat menggunakan informasi riset ini untuk proses pengambilan keputusan riset saat ini dan yang akan datang.

 

 

Daftar Pustaka

 

https://duraspace.org/dspace/

http://www.isrul.com/2015/05/cara-menginstal-dspace-druspace-di-windows.html

http://www.isrul.com/2015/05/cara-instal-software-pendukung-dspace.html

Thursday, 26 July 2018

Manajemen Risiko Pengelolaan Dokumen Digital


Manajemen Risiko Pengelolaan Dokumen Digital

Oleh:
*Arif Nurochman, **Wahyu Supriyanto

Abstrak
Dokumen digital merupakan aset perpustakaan yang harus dikelola secara sistematis dan profesional. Sebagai pusat informasi dengan tulang punggung pengelolaan dokumen digital perpustakaan menghadapi permasalahan yang disebabkan oleh ketidakpastian dari ancaman yang mengganggu siklus layanan informasi perpustakaan. Ancaman dokumen digital bersumber dari aspek alamiah, teknis serta manusia. Tindakan antisipasi dan pencegahan dari berbagai macam sumber ancaman wajib dilaksanakan oleh perpustakaan dengan cara melaksanakan tindakan penilaian, mitigasi serta evaluasi dengan konsep manajemen risiko pengelolaan dokumen digital. Manajemen risiko pengelolaan dokumen digital merupakan tindakan pengelolaan berbagai sumber ancaman dokumen digital yang dapat diterima oleh perpustakaan agar tidak mengganggu aliran informasi dalam proses layanan informasi perpustakaan. Sebagai serangkaian prosedur yang dilaksanakan oleh perpustakaan dengan cara melaksanakan tindakan penilaian risiko, mitigasi risiko dan evaluasi risiko yang mengancam, manajemen risiko pengelolaan dokumen digital menjadi tanggung jawab pustakawan sebagai kegiatan utama yang harus dilaksanakan. Pelaksanaan manajemen risiko pengelolaan dokumen digital sudah seharusnya diterapkan oleh perpustakaan sebagai prosedur baku yang dilaksanakan secara periodik sesuai dengan kebutuhan perpustakaan sehingga tidak mengganggu layanan aliran informasi perpustakaan. Manajemen risiko pengelolaan dokumen digital menjadi solusi untuk melakukan tindakan pengamanan terhadap dokumen digital dengan cara mengidentifikasi, mengevaluasi dan merencanakan pengelolaan dokumen digital yang dikoleksi oleh perpustakaan.

Keyword: Dokumen digital, Manajemen Risiko







*) Pustakawan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed Purwokerto
**) Pustakawan UGM Yogyakarta


Disampaikan diacara Seminar Nasional Kearsipan dan Perpustakaan 'Kesigapan Arsiparis dan Pustakawan Memasuki Era Revolusi Industri 4.0' di Institut Pertanian Bogor 10-11 Juli 2018

Tuesday, 21 November 2017

Perpustakaan Digital Sebagai Identitas Budaya Masyarakat Berpengetahuan

Oleh :

Endah Yuni Astuti
Pustakawan PII Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
Alamat E-mail: endahyuninurochman@gmail.com
dan
Arif Nurochman
Karyawan PII Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed, Purwokerto
Alamat E-mail: hatedokdotkom@gmail.com // arif_nur38@yahoo.com




Abstrak:

Perpustakaan digital merupakan objek budaya baru bagi masyarakat berpengetahuan yang menggantungkan akses informasi yang bersifat absah untuk proses pengambilan keputusan. Perpustakaan digital merupakan identitas budaya masyarakat berpengetahuan yang dimulai dari tersedianya akses informasi yang berfungsi sebagai sumber pengetahuan yang pada akhirnya sebagai realitas budaya baru sebagai siklus kebijaksanaan masyarakat. Identitas masyarakat berpengetahuan adalah perpustakaan digital sebagai objek budaya yang dihasilkan dari proses adaptasi perpustakaan dengan perangkat teknologi informasi menjadi ciri utama kehidupan sosial budaya masyarakat. Perpustakaan digital tidak saja sebagai pusat informasi yang memiliki kredibilitas, tetapi sebagai realitas budaya yang dipengaruhi oleh perangkat jaringan sebagai identias budaya bagi masyarakat berpengetahuan.


Kata kunci: Perpustakaan digital, Identitas budaya

 

Pendahuluan
Milenium ketiga telah membuka cakrawala baru dalam dunia sosial budaya khususnya terciptanya realitas objek baru yang disebabkan oleh globalisasi ekonomi dan informasi yang melanda dunia. Di abad ini ruang kebudayaan semakin luas, objek kebudayaan semakin beraneka ragam, teknologi kebudayaan semakin tinggi, idiom kebudayaan semakin berbeda satu sama lain yang mengakibatkan kompleksitas kebudayaan semakin beragam. Kebudayaan telah berkembang sebagai hasil cipta, rasa dan karya masyarakat yang memiliki kemampuan adaptasi dengan bermacam fenomena baru yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat. Bagi perpustakaan sebagai realitas budaya pun mengalami perkembangan yang disebabkan oleh pengaruh internal dan eksternal demi terciptanya budaya baru yang lebih mapan. Piliang (2010) menjelaskan bahwa kebudayaan abad 21 berada setidak-tidaknya dalam dua tekanan utama yang dapat mempengaruhi arah perkembangannya. Tekanan pertama adalah tekanan ekonomi global (pasar bebas) yang menuntut persaingan teknologi yang semakin tinggi, serta persaingan dalam idiom-idiom pengungkapan yang semakin ketat sehingga semakin besar tuntutan akan retorika kebudayaan seperti yang diperlihatkan oleh kebudayaan postmodernisme. Kedua adalah tekanan moral/ekologis terhadap pengikisan lapisan ozon atau pengikisan lapisan moral oleh wacana ekonomi kapitalisme, menuntut ditingkatkannya kesadaran-kesadaran etis dan spriritual pada objek-objek kebudayaan khususnya dalam fungsinya sebagai komoditi. Tekanan ekonomi di satu pihak membuka peluang berkembangnya teknologi kebudayaan yang semakin canggih. Pasar bebas setidaknya memberikan peluang dan tantangan akan ide, informasi dan kreativitas yang bersinergi dengan teknologi sebagai tulang punggung pada abad milenium untuk memenangkan persaingan, sedangkan tekanan moral sebagai dilema bagi masyarakat apakah akan mengikuti tren budaya baru ataukah mempertahankan budaya lama dengan berbagai perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Budaya baru seolah sebagai sebuah komoditi yang harus dikonsumsi sekedar sebagai pencitraan gaya hidup sebagai kebutuhan utama. Lihatlah gaya hidup anak muda sekarang ini, berbagai tren gaya hidup berkembang secara cepat tanpa bisa dicegah oleh siapapun.

 Apabila dilihat dalam keseharian masyarakat saat ini, maka berbagai macam fenomena tersebut telah terjadi dan menjadi gaya hidup yang bersifat umum. Bagaimana atribut gaya hidup tidak lepas dari penggunaan teknologi informasi, berubahnya tatanan nilai budaya mengikuti perkembangan budaya baru serta berubahnya perkembangan sosial budaya masyarakat dari masyarakat agraris, masyarakat industri (modern) dan masyarakat postmodern. Apabila dikaji dari perspektif sosial tentang perkembangan masyarakat yang lebih menitikberatkan pada informasi dan teknologi maka, kondisi tersebut layak disebut sebagai masyarakat postmodern dengan berbagai fenomena sosial budaya yang menyertainya. Termasuk juga perpustakaan telah bertrasformasi mengikuti perkembangan sosial masyarakat yang terjadi. Implementasi perpustakaan digital menjadi penanda bahwa perpustakaan tidak saja dipandang sebagai lembaga an sich yang hanya menyajikan koleksi, tetapi perpustakaan merupakan objek kebudayaan masyarakat postmodern sebagai bagian dari mata rantai perkembangan ilmu pengetahuan.

 Evolusi perpustakaan digital berkembang mengikuti laju ilmu pengetahuan yang diciptakan untuk memberikan solusi permasalahan sosial budaya yang dihadapi. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan yang pada mulanya hanya sekedar sebagai sarana untuk mendukung kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan, namun saat ini berkembang luas sebagai media deseminasi dan interaksi ilmu pengetahuan yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Perpustakaan tidak lagi sebagai lembaga penyaji dan pengolah informasi, tetapi perpustakaan telah bertransformasi sebagai pusat informasi (information center) yang melayani masyarakat dengan karakter keabsahan informasi menjadi tujuannya. Kondisi ini tercipta dari perkembangan sosial masyarakat yang secara kasat mata menggunakan perangkat teknologi informasi sebagai kebiasaan untuk memenuhi segala aspek kehidupan. Gambaran nyata penggunaan sarana mobile phone, internet, dunia virtual/maya menjadi fenomena yang jamak yang digunakan sehari-hari. Keberadaan dunia virtual dalam hal ini tidak hanya dimaknai sebagai perpanjangan sistem komunikasi antar individu, akan tetapi perpanjangan tersebut dihampir semua lini kehidupan individu manusia seperti tindakan, aksi, reaksi dan komunikasi. Masyarakat dapat melaksanakan berbagai aktivitas baik kegiatan sosial, ekonomi, politik dan lainnya hanya menggunakan koneksi virtual menggunakan jaringan internet secara realtime diamana pun dan kapanpun. Mobilitas masyarakat tidak lagi dilaksanakan secara fisik, namun menggunakan ruang virtual pun dapat dilaksanakan dengan segera. Teknologi budaya, komunikasi, informasi dan realitas virtual telah merubah kemampuan adaptasi perpustakaan digital menjadi objek budaya baru yang memiliki tantangan sebagai pusat informasi ditengah terpaan budaya baru yang memerlukan pemahaman dan sifat akomodatif lembaga perpustakaan.

Budaya Tanda Digital
   Kuatnya pengaruh teknologi informasi menjadi objek kajian ilmuwan sosial yang memandang bahwa teknologi sebagai hasil dari objek budaya baru memberikan perubahan.........

Naskah lengkap di Prosiding Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia X Mataram Lombok, Perpustakaan Nasional 6-10 November 2017

Perancangan Digital Riset Perikanan Berbasis Repository Management System

 Pendahuluan Perpustakaan perguruan tinggi saat ini berada pada kondisi tidak pasti yang disebabkan oleh adanya wabah virus corona yan...